paykom

Kitab Ihya 'Ulumuddin Al-Ghazali

Assalamu'alaikkum wr.wb

Selamat pagi sahabat Blogger/Pembaca

Ya Kitab "Ihya 'Ulumiddin" adalah kitab hasil karya dari seorang yang Ahli Zuhud dialah Imam Al-Ghazali. O iya saya jelaskan dulu arti dari "Ihya 'Ulumiddin" (bagi yang belum tahu)
artinya adalah "Menghidupkan kembali pengetahuan Agama ( Islam)"

Penyebab beliau memilih judul tersebut karena pada masa itu banyak sekali ilmu-ilmu yang berkembang/muncul terutama dari para filsafat yunani aristoteles yang membuat para ahli ilmu islam teledor dan keasyikan pada masa itu...oleh sebab itu lah beliau Imam Al-Ghazali membuat/menulis hasil zuhudnya yang akhirnya Allah SWT memberikan petunjuk/hidayah kepada beliau untuk menuliskannya untuk umat islam di dunia ini.

ok. Iman menurut Imam al-Ghazali tidak lah dapat dipelajari secara "akal semata" melainkan juga dirasakan untuk melebur dengan alam ini, dalam arti harus melewati jalan syari'at tarekat hakekat dan ma'rifat. berikut isi dari;
_____________________________________________________

"KITAB IHYA' ULUMIDDIN"




> Pertama - tama, aku memuji Allah, pujian yang banyak, berturut - turut, walaupun amat kecil pujian pemuji - pemuji itu, kurang dari hak ke-AgunganNya.

Kedua, aku bersalawat dan mengucapkan salam kepada Rosul - rosulNya, salawat yang meratai Rosul-rosul yang lain, bersama penghulu umat manusia.

Ketiga, aku memohon kebajikan kepada Allah Ta'aka, tentang membangkitnya cita-citaku, mengarang sebuah kitab, tentang "Menghidupkan Kembali Ilmu - ilmu Agama" ( Ihya' Ulumiddin ).

Keempat, aku menantang, untuk memotong kesombonganmu, hai pencela, yang melampaui batas pada mencela, diantara golongan orang-orang yang ingkar, yang berlebih-lebihan mencaci dan melawan, dantara lapisan orang-orang yang melawan, yang lalai.

Maka sesungguhnya telah terlepas ikatan diam dari lidahku. Telah dikalungkan pada leher ku, tanggungan berkata-kata dan kalung mutiara bertutur kata, selama engkau berkekalan buta dari kebenaran yang nyata, serta berkepanjangan menolong yang batil, membaguskan kebodohan dan mengobarkan fitnah kepada orang, yang memilih mencabut diri sedikit dari adat kebiasaan orang banyak. Dan ia cenderung sediti dari membiasakan diri mengikuti kebiasaan itu, kepada beramal dengan yang dikehendaki oleh ilmu, karena mengharap mencapai apa yang diajak oleh Allah Ta'ala beribadah kepada-Nya. Yaitu : membersikan diri dan membaikkan hati. Dan untuk memperoleh kembali sebagian apa yang telah dibuang-buangkannya, dari menyia-nyiakan umur, karena putus asa dari kesempurnaan memperoleh kembali dan menampalkannya. Dan tersisih dari kumpulan orang, yang dikatakan terhadap mereka oleh yang empunya syari'at - rahmat Allah dan sejahteraNYa kepadanya.
Artinya :
"Manusia yang sangat menderita azab pada hari qiamat, ialah orang yang berilmu (orang alim), yang tidak diberi manfa'at oleh Allah SWT, dengan ilmunya" (hadists ini diriwayatkan Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi dari Abu Hurairah dengan isnad dta'if)

Demi umurku, sesungguhnya tiada sebab untuk berkekalannya kamu pada kesombongan, selain oleh penyakit yang meratai orang banyak. Bahkan telah meratai golongan orang-orang yang teledor, dari pada memperhatikan pentingnya persoalan ini. Dan bodoh, bahwa persoalan ini besar. Dan keadaanya itu sungguh-sungguh. Akhirat itu di depan dan dunia itu di belakang. Ajal itu dekat, perjalanan itu jauh. Perbekalan itu sedikit. Bahaya itu besar. Dan jalan itu tertutup. Selain keikhlasan karena wajah Allah, dari ilmu dan amal, adalah tertolak pada pihak pengecam, yang dapat melihat.

Berjalan ke jalan akhirat seta banyaknya tipu daya tanpa petunjuk dan teman, adalah payah dan sukar. Maka petunjuk-petunjuk jalan itu ialah kaum ulama. Mereka adalah pewaris nabi-nabi. Telah  kosonglah zaman dari mereka. Tiadak ada yang tinggal, kecuali orang-orang yang berbuat resmi-resmian. Kebanyakan telah digoda setan dan terjerumus ke dalam kesesatan. Masing-masing mereka telah tertarik kepada keuntungan yang dekat. Lalu memandang yang baik menjadi buruk dan yang buruk menjadi baik. Sehingga ilmu agama senantiasa terinjak-injak dan nur hidayah hilang lenyap disegala pelosok bumi.

Orang-orang itu berkhayal kepada orang banyak, bahwa ilmu pengetahuan itutak lain, dari fatwa pemeritah yang dipakai oleh para kadli (hakim) untuk menyelesaikan persengketaan ketika berkecamuk kezaliman. Atau ilmu pengetauan itu ialah jidal (perdebatan), yang diperalat oleh orang yang mencari kemegahan untuk memperoleh kemenangan dan keuntungan. Atau ilmu pengetahuan itu ialah sajak yang dihiasi yang diperguanakan oleh juru-juru nasehat supaya dapat mempengaruhi orang awam. Karena mereka itu, tidak melihat, selain dari yang tiga tadi, tempat memburu yang haram dan menangguk harta kekayaan duniawi


Adapun ilmu jalan akhirat yang ditempuh ulama-ulama terdahulu yang saleh, yang dinamakan oleh Allah swt. dalam kitabNya dengan fiqih, hikmah, ilmu, cahaya, nur, hidayah dan petunjuk, maka telah dilipat dari orang banyak dan menjalani hal yang dilupakan.

Manakala hal yang demikian itu menghancurkan Agam dan mendatangkan bahaya yang mengerikan, maka aku berpendapat bahwa berusaha menyusun kitab ini, adalah penting untuk Menghidupkan Kembali Ilmu-ilmu Agama (Ihya' Ulumiddin), membukakan jalan yang dilalaui imam-imam yang terdahulu dan memberi penjelasan maksud dari ilmu pengetahuan yang berguna, dari para nabi-nabi dan ulama-ulama terdahulu yang saleh.

Aku buat dasar kitab ini empat bahagian besar (empat rubu') yaitu:
  1. Bahagian (rubu') per'ibadatan (rubu' ibadah).
  2. Bahagian (rubu') pekerjaan sehari-hari (rubu' adat kebiasaan).
  3. Bahagian (rubu') perbuatan yang membinasakan (rubu' al-muhlikat).
  4. Bahagian (rubu') per'buatan yang menyelamatkan (rubu' al- munjiyat).
Aku mulai sejumlah dengan "kitab ilmu", karena ilmu itu amat penting, untuk pertama-tama aku bentangkan, tentang ilmu, dimanasegala orang berbakti kepada ALlah dengan menuntunya, diatas sabda Rosul SAW. yang bersabda :

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
Artinya :
"Menuntut ilmu itu wajib atas tiap-tiap muslim" ( diriwayatkan ibnu Majah dari Anas. dipandang dla'if oleh Al-Baihaqi dan lainnya)

Akan aku bedakan padanya, ilmu yang bermanfa'at, dari ilmu yang mendatangkan melarat. Karena Nabi saw. bersabda :

"Na'uudzu billaahi min 'ilmin laa yanfa"

Artinya :
"Kita berlindung dengan Allah, dari ilmu yang tidak bermanfaat" (Diriwayatkan Ibnu Majah dari Jabir, dengan isnad baik)

Aku akan buktikan kecenderungan manusia sekarang, jauh dari bentuk kebenaran. Tertipunya mereka dengan kilatan patamorgana, Dan kepuasan mereka dengan kulit ilmu, tanpa isi.

Bahagian (rubu') ibadah, melengkapi sepuluh kitab :

  1. Kitab ilmu.
  2. Kitab kaidah-kaidah i'tikad (aqidah).
  3. Kitab rahasia (hikmah) bersuci.
  4. Kitab hikmah shalat
  5. Kitab hikmah zakat.
  6. Kitab hikmah shiam (puasa).
  7. Kitab hikmah hajji.
  8. Kitab adab (kesopanan) membaca Al-Qur'an.
  9. Kitab dzikir dan do'a.
  10. Kitab tartib wirid pada masing-masing waktunya.
Bagian (rubu') pekerjaan sehari-hari melengkapi sepuluh kitab :

  1. Kitab adab makan
  2. Kitab adab perkawinan
  3. Kitab hukum berusaha (bekerja)
  4. Kitab halal dan haram
  5. Kitab adab berteman dan bergaul dengan berbagai golongan manusia
  6. Kitab 'uzlah ( mengasingkan diri)
  7. Kitab adab bermusafir (berjalan jauh)
  8. Kitab mendengar dan merasa
  9. Kitab amar ma'ruf dan nahi mungkar
  10. Kitab adab kehidupan dan budi pekerti (akhlaq) kenabian
__________________________________________________

Demikian yang bisa saya uraikan secuil singkat isi dari Kitab Ihya' Ulumiddin kapan - kapan saya posting lagi...Wassalamu'alaikum wr.wb
Kitab Ihya 'Ulumuddin Al-Ghazali Kitab Ihya 'Ulumuddin Al-Ghazali Reviewed by Agus Payt on Rating: 5
Post Views:

Tidak ada komentar:

dari hati ke- hati untuk hidup ini lebih baik